BUTO WIRAGORA
Wiragora dalam legenda masyarakat
Indramayu dipercayai sebagai tokoh Antagonis dari jenis Siluman yang mendiami
kedalaman sungai Cimanuk. Tokoh ini merupakan lawan dari tokoh Pendiri
Indramayu Wiralodra. Jika Wiralodra digambarkan sebagai seorang bijak, pendiri
bangsa, maka Wiragora sebaliknya. Kelakuannya buruk tidak dapat ditiru.
Entah dari mana sumber kisah mengenai
tokoh yang satu ini, meningat dalam naskah-naskah babad yang mengisahkan
tentang pendirian Indramayu, tidak ditemui tokoh Wiragora ini. Biarpun demikian
kisah mengenai Wiragora ini sering dimankan dalam pertunjukan seni Sandiwara di
Indramayu.
Wiragora dalam pertunjukan pentas
Sandiwara biasanya ditampilkan dalam wujud Buto atau orang Indramayu menamainya
dengan sebutan Buta, sejenis siluman raksasa yang jika tertawa dan berbica
menggelegar. Menakutkan memang, rupa fisiknya mirip Buto Ijo dalam legenda di
Pulau Jawa.
Asal-Usul Wiragora
Jika merujuk pada seni pentas Sandiwara
yang biasa dimainkan, Wiragora dikisahkan sebagai saudara tertua Wiralodra,
Pendiri Indramayu. Suatu waktu, setelah Wiralodra sukses membabad hutan yang
kemudian dijadikan perkampungan yang kelak di namai Indramayu, rupanya
Wiralodra rindu pada kedua orang tuanya yang berada di Bagelen.
Kampung yang baru didirikanya itu
kemudian dititipkan kepada pembantunya Ki Tinggil, setelah itu dari Indramayu
kemudian Wiralodra bertolak ke Bagelen mengunjungi kedua orang tuanya.
Selepas kepergian Wiralodra, Kampung
yang baru didirikan yang kini di kepalai Ki Tinggil tersebut, kedatangan
seorang wanita cantik, ia mendaftarkan diri menjadi penduduk perkampungan yang
baru didirikan itu. Ki Tinggil pun dikisahkan menerimanya dengan lapang.
Tapi rupanya wanita cantik itu bukan
orang sembarangan, meski ia seorang wanita tapi ia dikisahkan mempunyai
kepandaian bela diri, ia dikisahkan mempunyai berbagai macam ilmu kanuragan,
kabar kesaktianya ini kemudian dengan cepat menjalar ke seluruh perkampungan.
Banyak orang-orang kampung yang akhirnya mendaftarkan diri menjadi muruidnya
khususnya para remaja wanita. Wanita cantik yang terkenal akan kemampuan
silatnya itu dikisahkan bernama Endang Darma Ayu.
Pada mulanya selepas kedatangan Edang
Darma Ayu, suasana kampung terbilang kondusip, suasana menjadi tegang, setelah
terjadi peristiwa ditantang duelnya Endang Darma Ayu oleh seorang Pendekar dari
Palembang yang bernama Pangeran Guru, Pangeran Guru bersama ke 24 muridnya
mendatangi Endang darma untuk tanding kesaktian.
Duel antara keduanya, kemudian tak
terelakan, pada mulanya yang terlibat duel hanya Endang Darma dan Pangeran Guru
saja, akan tetapi setelah Endang Darma berhasil menewaskan Pangeran Guru,
rupanya ke 24 murid pangeran Guru ikut camur, hingga akhirnya, murid-murid
Endang Darma pun kemudian turut membantu gurunya, pecahlah kemudian perang
didalam kampung.
Ke duapuluh empat murid Pangeran Guru
dikisahkan tewas. Peristiwa tewasnya para pendatang dari Palembang ini
menggemparkan seisi kampung. Ki Tinggil yang khawatir dengan kejadian itu
kemudian menyusul Wiralodra ke Bagelen.
Setelah mengabarkan mengenai peristiwa
kematian para pendekar dari Palembang itu, kemudian Wiralodra disertai beberapa
saudaranya, termasuk didalamnya Wiragora bertolak menuju ke Indramayu guna
melihat keadaan secara langsung.
Sesampainya ditempat, Wiralodra kemudian
memanggil Endang Darma untuk dimintai keterangan, dan setelah mendapat
penjelasan akhirnya Wiralodra dapat memaklumi tindakan yang dilakukan oleh
Endang Darma Ayu, sebab fikirnya Endang Darma hanya membela diri. Sidang
kemudian bubar.
Setelah peristiwa bertemunya Wiralodra
dengan Endang Darma dalam sidang tempo hari, rupanya Wiralodra jatuh hati pada
Endang. Ia kemudian memutuskan untuk melamar Endang Darma menjadi Istrinya.
Endang darma sebenarnya menerima hanya saja syaratnya yang menikahinya harus
sanggup mengalahkannya dalam adu kesaktian.
Syarat tu kemudian dipenuh Wiralodara,
duel antara keduanya kemudian digelar, dan hasil akhirnya Endang Darma kemudian
dapat dikalahkan. Jadilah kemudian keduanya menjadi suami Istri.
Kecantikan dan kemolekan Endang Darma
rupanya juga menarik hati Wiragora, meski ia sadar Endang Darma kini telah
menjadi istri saudaranya, tapi rupanya ia ingin memilikinya. Pada suatu waktu
dimana Endang Darma dalam keadaan tertidur. Wiragora memasuki Kamar Endang Darma.
Ia berusaha memperkosanya.
Tapi bukan Endang Darma jika mudah
diperkosa, ia melawan, keduanya kemudian bertarung, dan dalam peratugan itu,
malangnya Wiragora dapat dicabik-cabik mukanya, ia kemudian terkapar tak
berdaya. Seluruh sesisi rumah kini mengaetahui kebusukan Wiragora, termasuk
audara-saudaranya. Ia bejad sebab dengan kotornya hendak memperkosa istri
saudara sendiri.
Malu dengan kelakukanya, Wiragora
kemudian dikisahkan melarikan diri, ia kemudian terjun ke Sungai Cimanuk, tanpa
muncul lagi. Setelah peristiwa itu ia dikisahkan berubah menjadi Siluman
penguasa Cimanuk. Ia kemudian dijuluki dengan sebuatan Buta Wiragora.
Demikianlah kisah mengenai Wiragora Buto Ijo dari
Indramayu, kisah ini menurut penulis kedudukanya hanya sebagai kisah fiksi yang
disisipkan oleh Dalang (Sutradara Sandiwara) pada kisah babad Duel
antara keduanya, kemudian tak terelakan, pada mulanya yang terlibat duel hanya
Endang Darma dan Pangeran Guru saja, akan tetapi setelah Endang Darma berhasil
menewaskan Pangeran Guru, rupanya ke 24 murid pangeran Guru ikut camur, hingga
akhirnya, murid-murid Endang Darma pun kemudian turut membantu gurunya,
pecahlah kemudian perang didalam kampung.
Ke duapuluh empat murid Pangeran Guru
dikisahkan tewas. Peristiwa tewasnya para pendatang dari Palembang ini
menggemparkan seisi kampung. Ki Tinggil yang khawatir dengan kejadian itu
kemudian menyusul Wiralodra ke Bagelen.
Setelah mengabarkan mengenai peristiwa
kematian para pendekar dari Palembang itu, kemudian Wiralodra disertai beberapa
saudaranya, termasuk didalamnya Wiragora bertolak menuju ke Indramayu guna
melihat keadaan secara langsung.
Sesampainya ditempat, Wiralodra kemudian
memanggil Endang Darma untuk dimintai keterangan, dan setelah mendapat
penjelasan akhirnya Wiralodra dapat memaklumi tindakan yang dilakukan oleh
Endang Darma Ayu, sebab fikirnya Endang Darma hanya membela diri. Sidang
kemudian bubar.
Setelah peristiwa bertemunya Wiralodra
dengan Endang Darma dalam sidang tempo hari, rupanya Wiralodra jatuh hati pada
Endang. Ia kemudian memutuskan untuk melamar Endang Darma menjadi Istrinya.
Endang darma sebenarnya menerima hanya saja syaratnya yang menikahinya harus
sanggup mengalahkannya dalam adu kesaktian.
Syarat tu kemudian dipenuh Wiralodara,
duel antara keduanya kemudian digelar, dan hasil akhirnya Endang Darma kemudian
dapat dikalahkan. Jadilah kemudian keduanya menjadi suami Istri.
Kecantikan dan kemolekan Endang Darma
rupanya juga menarik hati Wiragora, meski ia sadar Endang Darma kini telah
menjadi istri saudaranya, tapi rupanya ia ingin memilikinya. Pada suatu waktu
dimana Endang Darma dalam keadaan tertidur. Wiragora memasuki Kamar Endang
Darma. Ia berusaha memperkosanya.
Tapi bukan Endang Darma jika mudah
diperkosa, ia melawan, keduanya kemudian bertarung, dan dalam peratugan itu,
malangnya Wiragora dapat dicabik-cabik mukanya, ia kemudian terkapar tak
berdaya. Seluruh sesisi rumah kini mengaetahui kebusukan Wiragora, termasuk
audara-saudaranya. Ia bejad sebab dengan kotornya hendak memperkosa istri
saudara sendiri.
Malu dengan kelakukanya, Wiragora
kemudian dikisahkan melarikan diri, ia kemudian terjun ke Sungai Cimanuk, tanpa
muncul lagi. Setelah peristiwa itu ia dikisahkan berubah menjadi Siluman
penguasa Cimanuk. Ia kemudian dijuluki dengan sebuatan Buta Wiragora.
Demikianlah kisah mengenai Wiragora Buto
Ijo dari Indramayu, kisah ini menurut penulis kedudukanya hanya sebagai kisah
fiksi yang disisipkan oleh Dalang (Sutradara Sandiwara) pada
kisah babad Indramayu. Seperti kisah Arya Kamandanu yang disisipkan pada kisah
pendirian Majapahit oleh Sutradara Filem Tutur Tinular. Tapi
begitulah, kini kisah Wiragora di Indramayu sepertinya sudah menjadi
legenda, bahkan ada yang mengangap keberadaan tokoh Wiragora itu benar-benar
ada.
Indramayu. Seperti kisah Arya Kamandanu
yang disisipkan pada kisah pendirian Majapahit oleh Sutradara Filem Tutur
Tinular. Tapi begitulah, kini kisah Wiragora di Indramayu sepertinya
sudah menjadi legenda, bahkan ada yang mengangap keberadaan tokoh Wiragora itu
benar-benar ada. Malu dengan kelakukanya, Wiragora
kemudian dikisahkan melarikan diri, ia kemudian terjun ke Sungai Cimanuk, tanpa
muncul lagi. Setelah peristiwa itu ia dikisahkan berubah menjadi Siluman
penguasa Cimanuk. Ia kemudian dijuluki dengan sebuatan Buta Wiragora.
Komentar
Posting Komentar