EKSISTENSI KESENIAN BUROK

     Eksistensi kesenian memiliki kontribusi terhadap identitas pada peradaban budaya masyarakat. Kesenian merupakan salah satu hasil unsur dari kebudayaan yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. 


    Kesenian menjadi alat atau suatu sarana manusia untuk mengekpresikan sesuatu, yang mungkin tidak dapat kita ungkapkan dengan kata-kata dan bisa diekpresikan melalui musik, lukisan, tarianyang sesuai dengan ciri khasnya. 

     Kesenian merupakan ciri khas yang terdapat pada daerah setempat, dimana adanya kesenian daerah tersebut akan mengenalkan kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dengan adat istiadat yang telah ada pada daerah tersebut.Salah satu aktivitas budaya masyarakat berupa kesenian, tidak pernah berdiri sendiri. Bentuk dan fungsinya berkaitan erat dimana kesenian itu hidup dan berkembang. Peranan yang dimiliki kesenian dalam hidupnya ditentukan masyarakat pendukungnya Sedyawati dalam Netty (2014, hlm 2). Pernyataan tersebut mencerminkan betapa pentingnya budaya dengan berbagai subtansinya yaitu terdapat pada seni dan masyarakatnya. 

     Provinsi Jawa Barat merupakan propinsi yang dikenal kaya akan ragam kesenian tradisional.  Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat pendukungnya. Hal ini terjadi karena kesenian itu lahir, tumbuh dan berkembang dalam lingkungan masyarakat penyangganya. 

     Demikian pula dengan perkembangannya yang mendapat pengaruh dari lingkungan.Di tengah-tengah perubahan pola kehidupan masyarakat tersebut, masih diharapkan kesenian tradisional di wilayah Jawa Barat tidak sirna dalam kehidupan masyarakatnya. Hal itu akan menguat pada masyarakat yang belum banyak tersentuh pola pengaruh budaya asing walaupun dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. 
Hadirnya atau adanya perhatian dari kaum intelektual terhadap pentingnya nilai-nilai budaya dan seni tradisional yang masih hidup di dalam masyarakat sangatlah berarti bagi generasi penerus yang akan mengkonversi nilai-nilai budaya tradisional tersebut. Kesenian Genjring Burok merupakan kesenian tradisional yang memiliki unsur musik, tari dan rupa. Menurut Kamus Besar Indonesia edisi ketiga (2005:35).

     Genjringan adalah rebana kecil yang dilengkapi kepingan logam bundar pada bingkainnya. Sedangkan burok adalah visualisasi bentuk seekor kuda yang bersayap dan berkepala wanita yang berparas cantik, badannya berkaki empat dan berkepala manusia. Istilah burok oleh masyarakat Cirebon disebut juga badawangan atau bebegig. Dahulunya kesenian ini merupakan kesenian yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, kesenian ini sering dipertunjukkan pada upacara khataman di sekolah-sekolah madrasah. Dengan cara arak-arakan atau helaran, berkeliling kampung sambil memukul bunyi-bunyian seperti genjring dan bedug. Lagu-lagu pada Kesenian Genjring Burok adalah lagu-lagu yang bernafaskan keagamaan (Islam) seperti shalawat nabi. Instrument musik pengiringnya terdiri dari empat genjringan dan satu dogdog. Setelah memasuki tahun 1971, kesenian ini dimodifikasi dari berbagai unsur baik unsur alat musik, lagu dan boneka yang digunakannya. 

     Boneka yang dipakai untuk mengiringi arak-arakan diubah bentuknya menjadi Burok. Begitu pun dengan instrumen untuk Kesenian Genjring Burok sudah diubah dengan menambahkan instrument lainnya. Seperti keyboard, gitar, bass, suling, kecrek, dan drum. Dan lagu-lagu yag disajikan tidak hanya lagu yang bernafaskan Islam melainkan ditambah dengan menyanyikan lagu-lagu hiburan yang populer di masyarakat seperti, lagu-lagu dangdut Cirebonan, dan lagu-lagu dangdut yang sedang populer di masyarakat. 

     Nama Burok sendiri diambil masyarakat dari sebuah cerita Rakyat yang berkembang di Cirebon tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Masyarakat percaya bahwa Nabi Muhammad pada waktu Isra Mi’raj menunggangi hewan kuda bersayap yang lebih dikenal dengan nama Burok. Itulah sebabnya kesenian ini disebut dengan kesenian Burok. 

     Pada saat sekarang kesenian Genjring Burok ini mulai kurang mendapat perhatian dari para generasi muda di Cirebon. Sehingga muncul kecemasan akan hilangnya kesenian Genjring Burok karena kurangnya rasa kepedulian generasi muda terhadap kesenian tradisional. Kesenian Genjring Burok merupakan suatu kesenian tradisional yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke geenerasi berikutnya. Hal itu sesuai dengan apa yang diungkapkan Yoety (1986:13) dalam bukunya Budaya Tradisi Yang Hampir Punah bahwa: ”Kesenian tradisional adalah kesenian yang sejak lama turun temurun hidup dan berkembang pada suatu daerah, masyarakat etnik tertentu yang perwujudannya mempunyai peranan tertentu dalam masyarakat pendukungnya.”

    Di era globalisasi saat ini kesenian Burok hampir tidak berkembang dan itu pun agak susah untuk ditemui, kecuali pada acara-acara tertentu saja yang kebanyakan hanya ada pada acara khitanan karena sudah langka dan biasanya dilakukan oleh generasi lanjut usia. Generasi muda sekarang umumnya tidak menyukai kesenian ini, karena mereka lebih menyukai kesenian yang bersifat modern. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Soedarsono dalam bukunya Perkembangan Kesenian Kita Menjelang Abad XXI (1991:26) bahwa: “Dampak paling jelas dari masuknya budaya luar terutama barat ke Indonesia adalah menurunnya minat masyarakat, terutama generasi muda terhadap sesuatu yang sifatnya etnik. Hal ini disebabkan pemahaman tentang seluk beluk seni ini sendiri sangat lemah.”Keberadaan kesenian tradisional yang semakin hari semakin ditinggalkan oleh masyarakat yang terpengaruh oleh perkembangan zaman memerlukan adanya sikap mental yang bertanggung jawab dari para pecinta seni khususnya kesenian Genjring Burok yang sekarang ini mulai dilupakan keberadaannya oleh masyarakat, hal ini sesuai dengan pendapat Sedyawati dalam bukunya Pertumbuhan Seni Pertunjukan (1981 :61) berikut:
“Seni tradisi juga menjadi isoterik karena sebagian besar pendukungnya sudah meninggalkan dengan berbagai alasan, bahwa seni tradisi sudah tidak sesuai lagi dengan arus perkembangan zaman, sudah tidak memadai cita rasa modern. Alangkah celaka masyarakat kita sekarang ini dengan yang lama belum dikenal, dengan yang baru sudah dikenal. Dalam kedaan seperti ini kegiatan apresiasi menjadi lebih penting.”

     Dewasa ini bentuk-bentuk kesenian tradisional sedang atau telah mengalami pergeseran fungsi di masyarakat akibat dari dinamisasi kehidupan yang menuntut adanya perubahan seiring dengan berubahnya zaman dan pola pikir masyarakat. 

     Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terjadinya pergeseran nilai sehingga pada kenyataan di lapangan terdapat beberapa versi atau pandangan terhadap seni dan budaya. Pada satu pihak ada yang ingin menyesuaikan diri dengan perubahan kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, pada lain pihak ada yang masih mempertahankan nilai-nilai lama dari budaya sebagai warisan leluhurnya. Bahkan tidak sedikit orang yang sudah melupakan seni dan budaya daerahnya sendiri, sementara seni dan budaya asing dipertahankan dalam gaya kehidupannya.

     Kepunahan sebuah kesenian lokal sebagai aset budaya daerah dapat terjadi apabila dalam masyarakatnya terutama generasi muda kurang peduli dan tidak mempunyai keinginan untuk meneruskan dan mengembangkan serta melestarikan keberadaan seni tradisional tersebut. Para generasi muda umumnya lebih memilih untuk menikmati kesenian-kesenian yang bersifat lebih modern. Seperti kesenian tradisional lainnya, kesenian Genjring Burok merupakan salah satu aset kesenian yang ada di daerah Kabupaten Cirebon. 

   Sebagai salah satu seni budaya yang sangat menyatu dengan kehidupan masyarakat maka kesenian ini perlu dipertahankan eksistensi dan kelestariannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Cirebon, diketahui bahwa pemerintah (intansi terkait) kurang peduli terhadap keberadaan seni Genjring Burok ini, ketidakpedulian ini dikhawatirkan akan memusnahkan aset seni yang berharga ini.Selain itu, perhatian dari instansi terkaitpun dirasakan sangat kurang terhadap keberadaan dan perkembangan kesenian Genjring Burok. Setelah semakin berkembangnya kesenian modern, maka kesenian Genjring Burok mulai jarang digelar. 

     Seni budaya tradisional yang harusnya dijaga, bukan hal yang mustahil akan mengalami kekosongan yang berujung pada kepunahan di tempat seni budaya itu muncul dan berkembang. Padahal mengingat keberadaannya itu sebagai salah satu komoditi penting dalam seni budaya masyarakat, kesenian Genjring Burok ini sudah seharusnya mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah, karena hal ini dikhawatirkan akan memusnahkan aset budaya bangsa ini. Kekhawatiran ini pun diperkuat dengan adanya kenyataan bahwa sistem pewarisannya pun sangat lambat dan tersendat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASAL USUL KESENIAN BUROK

KETERKAITAN KESENIAN BUROK DENGAN AGAMA ISLAM

RAHWANA