Hubungan Islam Dan Seni


Hubungan Islam Dan Seni
Seni Islam menurut Oemar Amin Husin ( dalam Subarna dkk 1995:147) sudah mulai tumbuh sejak abad pertama hijriyah, dan seni Islam itu bukan lahir dari jiwa pamrih para tukang yang ingin mencari untung serta sanjungan, melainkan lahir dari jiwa yang suci dan ikhlas para hamba yang mencintai dan ingin mengabadi kepada Allah Yang Maha Indah dan mencintai keindahan. Kata Islam, makna asli Islam adalah masuk dalam perdamaian. Secara termonollogis, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diberikan oleh Allah SWT kepada manusia melalui para utusan Allah. Islam adalah agama yang dibawa oleh para nabi pada setiap zaman yang terakhir pada Nabi Muhammad SAW (Ramli 2003: 31). Agama Islam menjelaskan bahwa Allah Yang Maha Esa menciptakan manusia yang mempunyai akal dan tangan lalu manusia menciptakan bentukbentuk yang menyenangkan yang bersifat estetik untuk menyenangkan kehidupan bersama yaitu kesenian, maka lahirlah karya-karya yang estetik yang dinamakan karya seni (Subarna 1995:216). Setiap agama memiliki sumber ajaran berbedabeda, yang mana sumber itu dijadikan sebuah pedoman dalam hidup manusia. 11 Sumber ajaran agama Islam pada hakikatnya mempunyai satu sumber yaitu sumber hukum, yakni wahyu Ilahi. Wahyu Ilahi itu dikelompokkan menjadi dua macam yaitu : pertama, wahyu yang berupa Alquran, dan kedua,berupa sunah, kedua sumber itu disebut sumber pokok. Alquran adalah sumber asli dari semua ajaran dari syari’at Islam yang diturunkan oleh Allah SWT, kepada Rasulullah (Ramli 2003: 44). Karya seni atau bidang karya seni itu banyak dan luas, salah satunya yaitu seni tradisional. Seni atau kesenian tradisional menurut Bastomi (1988: 16) adalah kesenian asli yang lahir karena adanya dorongan emosi dan kehidupan batin yang murni atas dasar pandangan hidup dan kepentingan pribadi masyarakat pendukungnya. Selain itu Bastomi mengungkapkan bahwa seni tradisional akan hidup terus menerus selama tidak ada perubahan pandangan hidup pemiliknya dan kesenian tradisional akan mati atau punah jika pandangan hidup serta nilai-nilai kehidupan masyarakat pendukung tergeser nilai-nilai baru, sedangkan pergeseran nilai akan terjadi apabila ada sebab yang kuat antara lain dengan adanya kesenian dari luar yang lebih kuat. Kesenian tradisional merupakan pusaka budaya yang diterima secara turun temurun dan harus tetap dijaga kelestariannya. Fungsi kesenian itu sendiri pada hakikatnya akan memberi hiburan, akan tetapi dalam menghibur itu seringkali mengandung maksud untuk menyampaikan suatu pesan tertentu, dan pesan-pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa ajaran keagamaan, tata kehidupan, kritik terhadap ketidakadilan dalam masyarakat dan lain sebagainya (Yeniningsih 2007: 215). 12 Seni tradisional yang merupakan karya seni dapat tumbuh karena pengaruh agama Islam, bahkan pengaruh agama Islam dapat menumbuhkan atau memunculkan seni tradisional. Suatu karya seni dapat dikategorikan sebagai seni Islam bukan hanya karena diciptakan oleh seorang Muslim, tetapi juga karena dilandasasi oleh wahyu Ilahi (Nasr 1994:17). Ungkapan lain menurut Nars (1994: 18) yaitu apabila seni Islam dibawa ke ruang inti tradisi Islam, dikarenakan seni ini merupakan pesan dari ruang inti tersebut bagi manusia yang siap untuk mendengarkan pesan pembebasan dan juga untuk memberikan suatu keseluruhan sesuai dengan sifat dasar Islami, yakni untuk menciptakan suatu lingkungan dimana Tuhan selalu diingat kemana pun seseorang berpaling. Persentuhan Islam sebagai agama pada waktu lahirnya kesenian amat sedikit karena energi umat pada waktu itu lebih banyak tercurah pada perjuangan menegakkan akidah baru sehingga tidak tersisa untuk ekspresi seni, pembentukan akidah baru itu berakibat pencurian terhadap konsep-konsep, kepercayaan dan keyakinan para Islam yang dilekati oleh semangat dan nilai-nilai Jahiliah dan karena itu sangat ditolak (Syamsul Anwar dalam Subarna dkk 1995:199). Hasil-hasil seni Islam salah satunya seni tradisional sepanjang sejarah Islam mencerminkan upaya para seniman Muslim dalam mewujudkan wawasan estetik yang dilandasi ajaran moral, kerohanian dan metafisika Islam, sedangkan keberadaan karya-karya seniman Muslim ini jelas tidak dapat diragukan, dan telah memberikan sumbangan besar bukan saja kepada semarak saat perkembangan Islam, tetapi juga kepada khazanah peradaban dan kebudayaan umat Islam (Hadi 2000: 337).  Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya Islam adalah suatu agama yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW yang ajaranajarannya diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Agama Islam dapat memunculkan sebuah seni tradisional, dimana seni tradisional merupakan seni yang muncul dari masyarakat dan karena pengaruh agama Islam.
Dari sini setiap karya, karsa, dan rasa yang mengantar kepada peningkatan, bukan saja diizinkan-Nya, tetapi direstui dan didorong-Nya, sebaliknya semua yang mengantar ke selera rendah dibenci dan dikutuk-Nya.
Puluhan ayat-ayat al-Qur’an yang menggugah manusia memandang keindahan yang terhampar di bumi seperti keindahan  terbitnya matahari hingga terbenamnya atau  kebun-kebun yang melahirkan pandangan indah, demikian juga keindahan yang terbentang di langit dari curahan airnya yang menumbuhkan aneka bunga dan kembang sampai dengan taburan bintang-bintangnya yang memesona. Kitab suci al-Qur’an menggunakan keindahan bahasa dan ketelitian makna untuk mengekspresikan keindahan-keindahan itu.
Keindahan bahasanya, saat dibaca, melahirkan apa yang dinamai oleh sementara pakar dengan “Musik al-Qur’an”, yakni nada dan langgam yang menyentuh pendengarnya, baik dipahami makna ayatnya maupun tidak. Bukan hanya itu, Nabi Muhammad saw. pun membenarkan nyanyian-nyanyian yang menggugah hati  atau yang menimbulkan semangat. Jangan duga bahwa nyanyian Islami harus berbahasa al-Qur’an. Lagu-lagu Barat pun dapat merupakan eskpresi keindahan yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, dan sebaliknya tidak  jarang  lagu-lagu berirama  Timur Tengah yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam dalam syair atau penampilan penyanyinya.
Memang sebagian di antara ekspresi keindahan yang kita kenal dewasa ini belum terjamah pada masa Nabi Muhammad saw. dan sahabat-sahabat beliau atau bahkan terlarang akibat kondisi-kondisi tertentu ketika itu. Sebagai contoh, seni pahat. Dahulu “seni” ini secara tegas terlarang karena ia dijadikan sarana ibadah kepada selain Allah. Jika pahatan itu tidak mengarah kepada penyembahan selain Allah, tetapi merupakan ekspresi keindahan, maka ia boleh-boleh saja. Bukankah—kata ulama—Nabi Sulaiman pun memerintahkan untuk membuat antara lain patung-patung (QS. Saba’ [34]: 13) yang tentunya bukan untuk disembah, tetapi antara lain untuk dinikmati keindahannya.
Benar bahwa  ada riwayat-riwayat yang menyatakan bahwa “Malaikat tidak masuk ke satu rumah bila di dalamnya terdapat patung,” tetapi itu bila patung tersebut disembah, atau  melanggar sopan santun atau mengundang selera rendah. Menikmati keindahan adalah fitrah manusia secara universal, sedang Islam adalah agama universal yang bertujuan  membangun peradaban.  Kebenaran, kebaikan, dan keindahan adalah tiga unsur mutlak bagi satu peradaban. Mencari yang benar menghasilkan ilmu, menampilkan kebaikan mencerminkan moral, dan mengekspresikan keindahan melahirkan seni. Namun, ketiganya tidak berarti jika tidak ada yang menggali, menampilkan, dan mengeksperesikannya.
Selanjutnya perlu dicatat bahwa peradaban tidak dapat dibangun dengan mengabaikan hasil positif yang telah dicapai oleh siapa pun pada masa lalu. Karena itu, dari mana pun sumber kebenaran, maka Islam menerimanya. “Hikmah adalah milik orang mukmin; di mana pun ia temukan, maka ia lebih berhak mengambilnya. Kenalilah kebenaran pada ide, bukan pada pencetusnya,” demikian beberapa ungkapan populer yang dikenal dalam literatur Islam. Prinsip di atas berlaku juga menyangkut  keindahan dan kebaikan. Di mana atau siapa pun yang mencetuskan atau mengeksperesikannya, selama sejalan/tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang dibenarkan Islam, maka itu dapat saja diterima, tanpa harus mempertimbangkan agama, bangsa, atau ras pencetusnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASAL USUL KESENIAN BUROK

KETERKAITAN KESENIAN BUROK DENGAN AGAMA ISLAM

RAHWANA