Kesenian Islam


KESENIAN ISLAM
Kesenian Islami Kesenian Islam tidak harus berbicara tentang Islam, tidak harus berupa nasihat langsung, atau anjuran berbuat kebajikan, bukan juga penampilan abstrak tentang aqidah, tetapi seni yang Islami adalah seni yang menggambarkan wujud ini, dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah (Subarna dkk 1995: 7). Seni Islam melarutkan realitas-realitas batin wahyu Islam dalam dunia bentuk, karena seni Islam keluar dari dimensi batin Islam, menuntun manusia masuk ruang waktu batin wahyu Ilahi, sedangkan seni Islam adalah buah dari spiritualitas Islam dilihat dari sudut pandang asal kejadiannya dan sebagai sebuah bantuan, yang melengkapi dan membantu kehidupan spiritual dari titik realitas yang menguntungkan atau kembali ke sumber (Nasr 1994:17-18). Seni Islam tidak melihat bentuk-bentuk lahir alam tetapi berdasarkan pada suatu ilmu pengetahuan yang bukan merupakan hasil rasiosinasi ataupun empirisisme. Bukanlah aksidental bahwa kapan dan dimana saja seni Islam mencapai puncak kreatifitas dan kesempurnaannya, selalu mewujudkan dengan sangat kuat, keindahan intelektual yang juga berarti kehidupan spiritual dan tradisi Islam (Nasr 1994: 19). Menurut Subarna (1995: 7) menyatakan bahwa seni Islam 14 adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari isi pandangan Islam tentang alam, hidup dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan. Unsur-unsur Islam yang ada dalam seni berbeda-beda antara seni yang satu dengan seni yang lain. Beberapa Unsur Islam yang ada dalam seni adalah kebudayaan hybrid/eklektik merupakan unsur-unsur Islam dalam seni lukis modern Indonesia yang mengekspresikan aspek-aspek ritual keagamaan, seperti salat, haji, kisah para Nabi, ayat-ayat Alquran, pengalaman religius, dan simbolsimbol Islam, mulai muncul sejak tahun 1960-an. Seni lukis modern yang merepresentasikan semua unsur-unsur Islam tersebut, secara visual terdiri dari seni modern kaligrafi, lukisan abstrak dan representasional.
 Unsur Islam yang lain yaitu pada instrumen musik yang disebut gambus dan rebana, yang mungkin dahulu mula-mula diperkenalkan oleh para pendatang dari luar Indonesia yang mulai menyebarkan agama Islam di negeri ini, di anggap menjadi instrumen khas Islam karena boleh dikatakan sebagian besar nyanyiannyanyian yang diiringi instrumen-instrumen tersebut mengandung pesan-pesan keislaman (Edi Sedyawati dalam Subarna dkk 1995: 118). Pendapat Salleh, 2010 menjelaskan bahwa kesenian Islam memiliki ciriciri dan fungsinya adapun ciri-cirinya yaitu:
 1. Keindahan Seni timbul dari hasil fitrah manusia yang memiliki keindahan. Keindahan menjadi ciri utama kesenian dari perspektif Islam. Konsep keindahan berarti rasa yang menggembirakan, menyenangkan, memuaskan dan dihargai tanpa melangkah batas-batas syariat Islamiah.
2. Berpaksikan Akhlak Apabila memperkatakan konsep seni pada perspektif Islam, kita tidak lari daripada membicarakan soal perkaitan di antara seni dengan akhlak. Seni dan akhlak adalah saling bersangkutan. Di dalam Islam setiap seni yang dicipta itu mengandungi nilai-nilai mulia dan akhlak yang membentuk kepribadian positif manusia. Seni yang tidak bermoral harus ditegak kerena kesenian Islam hanya berpaksikan kepada nilai-nilai aqidah, syariat dan akhlak. Oleh itu karya seni Islam haruslah memiliki nilai-nilai murni yang melambangkan akhlak atau berbentuk netral, bebas daripada nilai-nilai negatif.
 3. Bersumberkan wahyu Kesenian islam juga haruslah bersumberkan wahyu Allah SWT dan juga sunnah Rasulullah SAW, ini kerena setiap sesuatu yang bersumber kepada wahyu dan sunah maka akan bersesuaian dengan masa, tempat dan jaman. Ini bermakna, meskipun seni itu turut berkembang mengikut perubahan jaman, namun asas utama penciptaannya mestilah berpandukan garis panduan yang telah disediakan.
 4. Keberbagaian dalam kesatuan Kesenian Islam dapat memberi sumbangan kepada kesatuan hidup seseorang umat. Kesatuan ini terbentuk dalam pekerjaan seharian, ketika sehat 16 dan ketika berhibur, dalam Alquran, setiap perkataan merupakan satu unit yang terpenting bagi mendukung susunan dan makna ayat, keadaan ini sama halnya dengan seseorang individu Islam yang menjadi unit dalam kesatuan umat.
 5. Hubungan antara Agama, Etika dan Estetika Hubungan antara yang indah dengan yang baik bermakna hubungan antara agama, etika dan seni. Fungsi perhiasan adalah untuk keindahan manakala keindahan adalah akar kesenian. Jadi terdapat hubungan yang erat antara seni, etika dan estetika. Dengan perkataan lain, agama melahirkan seni manakala seni mempunyai etika yang mengikut garis panduan agama.
Pandangan-pandangan yang menitikberatkan peranan nilai-nilai di dalam kehidupan manusia. Dua orang filsuf Jerman yang meneruskan jalan pikiran Kant, yaitu Windelband dan Rickert dalam Hartoko (1984: 9) mengemukakan bahwa kehidupan manusia digerakkan oleh empat nilai dasar yaitu kebaikan, kebenaran, keindahan dan ketuhanan. Keempat nilai itu tidak dapat dipisahkan bagaikan empat kotak yang ada hubungan yang satu dengan yang lain. Ketuhanan atau tunggal menampakkan diri sebagai suatu kesatuan, ada kebulatan dalam diri sendiri; akal budi kita ada kecenderungan untuk memandang segala sesuatu serta berkaitan. Kebenaran didapat dari oleh akal budi, ada nilai bagi akal budi untuk dikejar. Kebaikan menghimbau pada kemampuan kita untuk dilaksanakan, ada nilai untuk dilakukan dan dilaksanakan. Keindahan menarik untuk dipandang, dikontemplasi. Hartoko (1984: 51-52) menjelaskan bahwa hubungan pengalaman religius dengan pengalaman estetik, memiliki persamaan yaitu sama-sama memakai atau 17 menghayati lambang-lambang. Perbedaannya yaitu pengalaman estetik manusia terhanyut dalam gelombang kebahagiaan tetapi rasa terhanyut tidak menyebabkan merombak akar hidupnya sedangkan dalam pengalaman religius manusia merasa bahwa manusia harus merombak hidupnya. Pendidikan estetik sangat berguna bagi pendidikan religius, karena dengan mengembangkan kepekaan estetika dikembangkan pula kepekaan terhadap gejala-gejala yang mengisyaratkan kehadiran Tuhan.
Menurut  Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan  Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait  dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu  al-Qur’an yang dalam hal ini adalah masyarakat Arab. Jika demikian,  bisa jadi seni Islam adalah seni yang terungkap melalui ekspresi budaya  lokal yang senada dengan tujuan Islam.Sementara itu, bila kita merujuk  pada akar makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan  diri, maka bisa jadi yang namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi  jiwa setiap manusia yang termanifestasikan dalam segala macam bentuknya,  baik seni ruang maupun seni suara yang dapat membimbing manusia kejalan  atau pada nilai-nilai ajaran Islam.

Di  sisi lain, dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah  penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan  dengan perantaraan alat komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap  oleh indra pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis dan ruang),  atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari dan drama).
Dari difinisi yang  kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang  terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara maupun  ruang. Hal ini juga bisa kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam  perkembangannya baik seni suara maupun ruang termanifestasikan.
Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa  lampau maupun masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi  kerangka dasar dari difinisi-difinisi di atas. Dengan kata lain, seni  bisa kita kategorikan seni Islam bukan terletak pada dimana dan kapan  seni tersebut termanifestasikan, melainkan pada esensi dari  ajaran-ajaran Islam yang terejahwantah dalam karya seni tersebut.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASAL USUL KESENIAN BUROK

KETERKAITAN KESENIAN BUROK DENGAN AGAMA ISLAM

RAHWANA