Waktu Dalam Kesenian Burok Dan Lainnya
Waktu
Pertunjukan Burokan biasanya dipakai
dalam beberapa perayaan, seperti Khataman, Sunatan, perkawinan, Marhabaan dll.
Biasanya dilakukan mulai pagi hari berkeliling kampung di sekitar lokasi
perayaan tersebut. Adapun boneka-boneka Badawang di luar Buroq, terdapat pula
boneka Gajah, Macan, dll. Di mana sebelumnya disediakan terlebih dahulu sesajen
lengkap sebagai persyaratan di awal pertunjukan. Kemudian ketua rombongan
memeriksa semua perlengkapan pertunjukan sambil membaca doa. Pertunjukan dimulai
dengan Tetalu lalu bergerak perlahan dengan lantunan lagu Asroqol (berupa
salawat Nabi dan Barzanji). Rombongan pertunjukan masih berjalan ditempat,
setelah banyak masyarakat yang datang rombongan mulai bergerak dan semakin lama
semakin meriah karena masyarakat boleh turut serta menari berbaur dengan para
pelaku, sementara kalau dalam acara khitanan, anak sunat dinaikan ke atas Burok
dengan pakaian sunat lengkap dan tampak dimanjakan. Sementara anak-anak desa
yang ingin naik boneka-boneka Gajah, Macan, Kuda, Kera, dll. Dipungut uang
antara Rp. 500-1000,-. Pada saat arak-arakan, lagu-lagupun berubah tidak lagi
lagu Asroqol tetapi lagu-lagu tarling, dangdutan, Jaipongan, seperti Limang
Taun, Sego Jamblang, Jam Siji Bengi, Sandal Barepan, Garet Bumi, Sepayung Loroan,
Kacang Asin, Tilil Kombinasi, bahkan lagu-lagu yang sedang popular, misalnya
Pemuda Idaman, Melati, Mimpi Buruk, Goyang Dombret dll. Sepanjang pertunjukan
Burokan, tetap boneka Buroq lebih menarik, rupanya yang cantik, dan
gerakan-gerakan kaki para pelaku yang bergerak mengikuti irama musik, menjadi
disukai masyarakat.
Pembuatan Burok Cirebon
- Pembuatan wajah
Wajah burok adalah topeng dari kertas yang menampilnya
seluruh permukaan wajah mulai dari dahi, hidung, mulut, mata, dan telingan.
membuatnya cukup pake cetakan boleh dari tanah liat maupun plastisin (lilin
mainan)
- Pembuatan kerangka
Kerangka badan burok dibuat dari bambu yang dirangkai.
Dan perlu kehati-hatian saat menekuk bambu jika sibambu ditekuk terlalu keras
sibambu akan patah. Untuk pembuatan rangka badan bisa menggunakan bambu tua
maupun bambu muda
- Pembuatan sayap
Sayap burok terbuat dari besi yang dilas sangat kuat.
Bentuk sayap burok benmacam-macam dengan pola pada sayap yang bermacam-macam
pula. Agar lebih menarik bagusnya sayap burok bisa mengepak seperti burung
untuk caranya bagaimana saya kurang ngerti.
- Pembuatan kain penutup
badan
Kain yang digunakan biasanya berwarna cerah misal :
kuning, orange, merah tua (khusus burok Rahwana), hijau muda, biru muda, ungu,
merah marun dll. Panjang kain penutup tubuh burok kurang lebih 9 meter.
- Pembuatan mata burok
Ini merupakan ciri khas dalam burok cirebon MATA iya
mata! mata burok cirebon bisa berkedip seperti mata manusia. caranya ialah
wajah burok di beri 2 lubang (kanan kiri) ingat lubangnya jangan terlalu besar
nanti mata buroknya belo lagi :v, buat bola mata berbentuk oval. gunakan sistem
jungkat-jungkit (saya juga gak ngerti), beri tali karet di bola mata dan pasang
tepat di lobang mata burok, pasang tali dan tarik kebawah untuk membuat mata
burok berkedip.
Masih banyak juga pesta adat yang berada di Indonesia,
yaitu:
1. Ritual Tiwah
– Kalimantan Tengah
Di Kalimantan Tengah terdapat tradisi khusus yang dilakukan untuk orang yang sudah lama meninggal. Upacara Tiwah ini biasa dilakukan oleh suku Dayak untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke sebuah rumah yang disebut Sandung. Ritual ini bertujuan untuk meluruskan perjalanan arwah menuju Lewu Tatau atau surga. Selain itu ritual unik ini juga bertujuan untuk melepaskan kesialan bagi keluarga yang sudah ditinggalkan.
2. Tradisi
Potong Jari – Papua
Tradisi yang
terbilang ekstrim ini memang sudah banyak ditinggalkan oleh suku Dani. Potong
jari adalah tradisi untuk menunjukan kesedihan karena ditinggal oleh anggota
keluarga. Bagi suku Dani jari mempunyai arti yang lebih dalam, disimbolkan
sebagai bentuk kerukunan, kebersatuan, dan kekuatan dalam diri manusia ataupun
sebuah keluarga.
3. Gigi
Runcing Suku Mentawai – Kalimantan
Bagi suku
Mentawai wanita yang cantik harus memenuhi tiga kriteria. Pertama, telinganya
yang panjang. Kedua, tubuhnya dihiasi titi atau tato. Ketiga, giginya yang
runcing. Tradisi untuk meruncingkan gigi ini diyakini akan menambah kecantikan
sang wanita.
4.
Kebo-keboan – Banyuwangi
Ritual yang
diadakan setahun sekali ini selalu diadakan setiap tanggal 10 Suro atau 10
Muharam di desa Alasmalang, Singojuruh, Banyuwangi. Upacara ini mengharuskan
beberapa laki – laki berdandan menjadi kerbau dan berkorban untuk membajak
sawah. Setelah membajak sawah kebo – keboan ini diarak mengelilingi desa
disertai karnaval kesenian rakyat. Ritual kebo – keboan ini bertujuan untuk
meminta hujan ketika musim kemarau.
5. Tradisi
Adu Betis – Sulawesi Selatan
Di Indonesia
yang sebagian besar masyrakatnya adalah petani mempunyai banyak tradisi untuk
mensyukuri musim panen. Salah satunya di Dusun Paroto, Desa Sanaeko, Barebbo,
Bone, Sulawesi Selatan yang melakukan tradisi adu betis. Unik bukan? Tradisi
ini dilakukan lewat permainan Malanca. Intinya para pemuda harus mengeluarkan
kekuatannya agar bisa mengikuti tradisi adu betis ini.
6. Tradisi
Pemakaman Suku Minahasa – Sulawesi Utara
Suku
Minahasa memiliki ritual pemakaman yang unik dan beda dari tradisi lainnya.
Suku Minahasa memosisikan jenazah duduk sambil memeluk kakinya bukan dalam
posisi tidur. Tradisi pemakaman seperti ini menurut kepercayaan melambangkan
keadaan suci dan membawa kebaikan. Selain harus dalam posisi duduk, arah posisi
mayat harus menghadap ke arah utara. Hal ini disebabkan karena cerita turun
temurun dari nenek moyang orang Minahasa.
7. Tabuik –
Sumatera Barat
Tabuik
adalah bahasa Arab yang memiliki arti kata tabut atau mengarak. Tradisi ini
dilakukan oleh masyarakat di Pantai Barat, Sumatera Barat yang diselenggarakan
secara turun menurun. Upacara tabuik ini digelar setiap hari Asyura yang jatuh
pada tanggal 10 Muharram. Upacara tradisi ini menjadi simbol dan bentuk
ekspresi rasa duka yang mendalam dan rasa hormat umat Islam di Pariaman
terhdapat cucu Nabi Muhammad SAW.
8. Dugderan
– Semarang
Menjelang bulan
puasa kota Semarang akan ramai dengan acara dugderan. Tradisi yang sudah ada
sejak dahulu ini adalah penanda bahwa bulan puasa telah datang. Salah satu ciri
khas dari acara ini adalah arak – arak warak ngendok. Warak ngendok ini adalah
bintang rekaan yang bertubuh kambing, berkepala naga serta memiliki kulit sisik
emas.
Pilih
penginapan yang lokasinya dekat dengan tempat diadakannya dugderaan. Yuk pilih
penginapan yang sesuai dengan budget di Ezytravel. Booking Ezytravel melalui
ShopBack dapatkan cashback 8%.
9. Bakar
Tongkang – Riau
Etnis
Tionghoa yang menetap di Bagansiapiapi, Riau selalu mengadakan ritual bakar
tongkak yang dilaksanakan setiap bulan Juli. Menurut kepercayaan ritual ini
sudah dilakukan oleh leluhur mereka dengan tujuan bertekad untuk tidak kembali
ke tempat asal. Makna lainnya adalah upacara peringatan dewa laut Ki Ong Ya dan
Tai Su Ong yang digambarkan sebagai dewa dua sisi.
10. Batombe
– Sumatera Barat
Berpantun
memang menjadi salah satu ciri orang Indonesia. Di Sumatera Barat terdapat
tradisi berpantun, awalnya batombe adalah tradisi yang biasa dilakukan ketika
membangun rumah gadang. Pada intinya tradisi ini ingin menghibur orang yang
bekerja agar lebih bersemanagt. Selain berpantun, batombe juga mengharuskan
para pemainnya untuk menari.
11. Brobosan
– Jawa
Brobosan
yang mempunyai arti menerobos ini dilakukan ketika upacara kematian. Sebelum
jenazah di bawa ke kuburan, biasanya para keluarga terdekat melakukan tradisi
brobosa. Hal ini dipercaya agar keluarga yang ditinggalkan melupakan kesedihan
dan menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada mendiang.
12. Tatung –
Singkawang
Tradisi
tatung ini selalu diadakan di kota Singkawang menjelang Cap Go Meh. Perayaan
Cap Go Meh di daerah ini berlangsung sangat meriah dengan kehadiran tatung.
Dalam pawai yang diadakan sangat meriah ini para tatung akan kebal terhadap
benda – benda tajam, jadi selama parade tatung akan melakukan peragaan seperti
debus.
Komentar
Posting Komentar