Perkembangan seni burok


                    PERKEMBANGAN SEN BUROK

                         

Kemunculan seni Burokan berdasarkan tuturan para senimannya berawal dari sekitar tahun 1934  seorang penduduk desa Kalimaro Kecamatan Babakan bernama abah Kalil membuat sebuah kreasi baru seni Badawang (boneka-boneka berukuran besar) yaitu berupa Kuda Terbang Buroq, konon ia diilhami oleh cerita rakyat yang hidup di kalangan masyarakat Islam tentang perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhamad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dengan menunggang hewan kuda bersayap yang disebut Buroq. Buraq berasal dari kata /barqu yang memiliki arti kilat. Namun, penggantian istilah dari barqu yang berarti kilat menjadi buraq tersebut jelas mengandung pengertian yang berbeda. Jika barqu itu adalah kilat, maka Buraq dapat diasumsikan sebagai sesuatu kendaraan yang kecepatannya diatas kilat atau sesuatu yang kecepatannya melebihi gerakan cahaya. Istilah barqu yang berarti kilat tersebut bisa ditemukan dalam beberapa surah dalam Alquran. Salah satunya yaitu di dalam surah al-Baqarah ayat 20 yang artinya,Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah [2: 20]). Di samping itu dalam beberapa kesaksian orang-orang di Cirebon, selain dalam cerita rakyat, masyarakat Cirebon dikenalkan pula sosok Buroq ini dalam lukisan-lukisan kaca yang pada waktu itu cukup popular dan dimiliki oleh beberapa anggota masyarakat di Cirebon. Lukisan kaca tersebut berupa Kuda sembrani (bersayap) dengan wajah putri cantik berwajah putih bercahaya. Pendek kata orang Cirebon tak merasa asing terhadap figur Buroq ini. Maka Kalil melalui kreativitasnya melahirkan sebuah Badawang baru yang diberinama Buroq, sementara keseniannya diberi nama seni genjring Buroq. Di dalam perkembangannya dari Kalil sampai generasi keempat seni Genjring Buroq semakin digemari masyarakat, bahkan tersebar ke pelbagai daerah di luar Cirebon, seperti Losari, Brebes, Banjarharjo, Karang Suwung, Ciledug, Kuningan, dan Indramayu. Dewasa ini Burokan yang menonjol adalah Genjring Burok Kesenian Genjring Burok di Kabupaten Cirebon merupakan kesenian tradisional yang diwariskan secara turun temurun. Latar belakang lahirnya kesenian ini belum diketahui secara pasti. Kesenian Genjring Burok dalam perkembangannya mengalami pergeseran fungsi, pementasan Kesenian Genjring Burok yang dulu digunakan sebagai cara untuk menyebarkan agama Islam kini hanya bersifat hiburan yang dalam hal ini erat kaitannya dengan nilai ekonomis. Dalam perkembangannya Kesenian Genjring Burok mengalami kemunduran, hal tersebut tidak terlepas dari perubahan zaman. Sebagian masyarakat seleranya mulai beralih pada seni modern. Tanggapan masayarakat terhadap kesenian ini cukup positif dan masih memperhatikan keberadaan kesenian ini sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Kabupaten Cirebon. Rekomendasi penulis dalam hal perkembangan Kesenian Genjring Burok ini salah satunya adalah seniman Genjring Burok berusaha mempertahankan Kesenian Genjring Burok salah satunya dengan sistem pewarisan dan dapat memodifikasi kesenian ini sehingga para penikmatnya dapat menyukai pertunjukan Kesenian Genjring Burok. Pengembangan dan pelestarian kesenian Genjring Burok saat ini perlu dilakukan dengan cara mensosialisasikan kepada masyarakat luas khususnya generasi muda pemerintah lebih memperhatikan organisasi-organisasi kesenian, khususnya kesenian Genjring Burok hal ini juga dilakukan agar kesenian Genjring Burok tetap terjaga kelestariannya sebagai kesenian khas Kabupaten Cirebon.Gita Remaja dari desa Pakusamben yang dipimpin Mustofa (bukan keturunan Kalil) sejak 1969 sampai sekarang.Pertunjukan Burokan sunting Pertunjukan Burokan biasanya dipakai dalam beberapa perayaan, seperti Khataman, Sunatan, perkawinan, Marhabaan dll. Biasanya dilakukan mulai di pagi hari sampai sore hari tetapi tergantung ada juga yang sampai siang hari saja .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASAL USUL KESENIAN BUROK

KETERKAITAN KESENIAN BUROK DENGAN AGAMA ISLAM

RAHWANA