TARI KUDA LUMPING DALAM KESENIAN BUROK
Tari Kuda
Lumping Tarian Berasal Dari Pulau Jawa. Tari ini biasa disebut juga dengan
jaran kepang atau jathilan. Kuda lumping adalah tarian tradisional jawa yang
menampilkan sekompok prajurit yang tengah menunggang kuda. Tarian ini
menggunakan kuda-kudaan yang terbuat dari kulit kerbau atau kulit sapi yang
telah dikeringkan (disamak) dan ada juga yang terbuat dari anyaman bambu yang
kemudian diberi motif atau hiasan dan direka seperti kuda. Selain itu kuda
lumping juga identik dengan hal-hal magis.
Tarian kuda
lumping menampilkan adegan prajurit berkuda, namun dalam penampilannya terdapat
juga atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan
beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Kuda tiruan yang digunakan
dalam tarian kuda lumping dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau
sejenisnya yang di gelung atau di kepang, sehingga masyarakat jawa menyebutnya
sebagai jaran kepang.
1.
SEJARAH TARI KUDA LUMPING
Untuk sejarah
Asal-usul Tari Kuda Lumping, sampai sekarang sebenarnya masih simpang siur. Setidaknya,
ada 5 versi yang mengusung Sejarah terbentuknya Tari Kuda Lumping Jawa tengah
ini, antara lain adalah :
Versi ke-1 : Telah ada sejak zaman primitif dulu,
dimana tarian ini digunakan dalam upacara adat maupun ritual yang bersifat
magis. Awalnya, seluruh properti yang digunakan sangat sederhana, namun terus
berubah seiring perkembangan zaman.
Versi ke-2 : Apresiasi dari bentuk dukungan penuh
oleh masyarakat jelata, atas perjuangan Pangeran Diponegoro beserta pasukan
berkudanya, dalam melawan dan mengusir para penjajah.
Versi ke-3 : Pada versi ini, menceritakan asal usul
tarian Kuda Lumping yang tercipta atas gambaran terhadap perjuangan Raden Patah
beserta Sunan Kalijaga dan para pasukan, dalam mengusir para penjajah
Nusantara.
Versi ke-4 : Tarian ini berasal atas penggambaran
proses latihan pasukan perang Kerajaan Mataram, yang dikomandoi oleh Sultan
Hamengku Buwono I, dalam menghadapi Belanda.
Versi ke-5 : Versi terakhir ini adalah versi paling
komplit, yakni cerita tentang seorang raja yang sangat sakti di tanah Jawa.
2.
PROPERTI TARI KUDA LUMPING DALAM KESENIAN BUROK
2. 1. Bambu
Properti pertama
adalah bambu. Bambu ini nantinya akan dianyam dan dibentuk menyerupai kuda,
kemudian hasil anyaman akan menjadi tunggangan para penari dalam melakukan
aksinya. Saat ini, tidak hanya bambu saja, namun bisa juga terbuat dari
plastik, dalam rangka menghemat budget.
2. 2. Baju
Yakni baju
atasan para penari yang bentuknya pun sangat beragam. Namun yang paling umum
ialah kameja dan bentuk kaos, dengan warna yang notabene cerah. Baju atasan ini
kemudian akan dipalut oleh rompi dan Apok.
2. 3. Celana Panjang
Berikutnya
adalah celana panjang. Posisinya pun agak menggantung, yakni di atas mata kaki,
otu bertujuan untuk memudahkan penari dalam bergerak, agar terkesan lincah. Di
bagian atas setara pinggul, akan dilampisi dengan selendang yang umumnya
bercorak batik.
2. 4. Kaos Kaki
Berikutnya ada
Kaos Kaki. Meskipun tidak diwajibkan untuk dipakai, namun banyak kelompok
penari yang tetap memakainya dengan 2 alasan. Yang pertama, dijadikan sebagai
penghias tambahan, yang kedua yaitu untuk menghindari bahaya di luar kendali.
2. 5. Gelang
Fungsi Gelang
disini dijadikan sebagai penghias. Biasanya, motif gelang yang dipakai
bermacam-macam, namun umumnya berwarna kuning keemasan. Gelang akan dipakai
oleh penari pria maupun wanita saat pementasan berlangsung.
2. 6. Sesumping
Sesumping adalah
hiasan yang terdapat pada telinga penari. Sama halnya dengan kaos kaki, yang tidak
semua harus memakai. Warna keemasan akan memancarkan kilauan cahaya. Bentuknya
mirip seperti yang dipakai dalam pertunjukan wayang orang.
2. 7. Apok
Properti Tari
Kuda Lumping berikutnya bernama Apok, yakni lapisan penutup terakhir setelah
baju dalam dan rompi, bentuknya unik dan
khusus. Apok dilambangkan sebagai simbol kegagahan dan keperkasaan penari pria,
terletak di bagian dada hingga menjulur ke belakang.
2. 8. Rompi
Rompi pada kuda
lumping adalah lapisan antara kaos bagian dalam dan Apok. Umumnya, Rompi hanya
diwajibkan kepada penari wanita saja. Selain itu, motif yang dipakai pada
tiap-tiap Paguyuban juga beranekaragam, menyesuaikan keinginan dan ciri khas
daerah masing-masing.
2. 9. Penutup Kepala
Penutup kepala
lebih identik terhadap penari wanita, karena dijadikan simbol sebagai pelindung
kepala, ketika pasukan wanita pergi berjuang ke medan perang. Namun bukan
berarti, penari pria tidak boleh memakainya.
2. 10. Sabuk Hias
Fungsi utama
sabuk hias adalah sebagai pengikat untuk menguatkan keseluruhan kostum yang
dipakai, sama halnya dengan ikat pinggang. Warna yang digunakan juga
terkomunikasi dengan tata busana yang dikenakan, namun lebih dominan berwarna
hitam.
2. 11. Selendang
Perlengkapan
Tari Kuda Lumping berikutnya ialah selendang, fungsi utamanya sama dengan sabuk
hias yakni sebagai pengikat, sekaligus hiasan tambahan. Untuk kriterianya,
tiap-tiap Paguyuban bisa saja berbeda, baik dari segi corak, warna hingga
motif.
2. 12. Kacamata Hitam
Bukan bermaksud
bergaya, namun kacamata hitam berfungai agar gerak-gerik mata penari tidak
terlihat oleh penonton, karena bola mata mereka akan sangat liar, ketika proses
pementasan berlangsung, apalagi jika mantra-mantra sang pawang telah berjalan.
2. 13. Ikat Kepala
Ikat kepala
merupakan properti tambahan yang sifatnya tidak wajib, warna yang dipakai juga
menyesuaikan dengan keseluruhan warna kostum. Namun, setiap kelompok tari pasti
berbeda, terlebih saat bermain secara bersamaan.
2. 14. Cambuk
Cambuk disebut
juga sebagai Cemeti. Hampir semua penari akan memegang cambuk pribadi saat
proses pertunjukan. Namun ada 1 atau 2 cambuk yang panjangnya hingga 2 meter,
cambuk ini sifatnya khusus dan jika dihempaskan ke lantai / tanah, maka akan
mengeluarkan suara yang keras dan nyaring.
2. 15. Parang Imitasi
Parang yang
dibuat biasanya berbahan kayu, dengan kombinasi cat yang beragam, sehingga
terkesan seperti pedang sungguhan. Makna pedang imitasi ini adalah simbol
perlawanan rakyat pribumi terhadap penjajah. Sehingga, penari akan memainkan
seakan-akan mereka sedang berada di tengah perang yang berkecamuk.
3. MAKNA TARI KUDA LUMPING
Kesenian Kuda
Lumping merupakan salah satu pertunjukan, yang benar-benar mengusung hal mistis
didalamnya. Perpaduan antara alam gaib dan nyata akan mengundang decak kagum
para penonton, karena berbagai atraksi yang dilakukan diluar kemampuan manusia
secara sadar. Tradisi Kuda Lumping umumnya ditampilkan pada berbagai acara
khsus, maupun umum, misalnya seperti pesta pernikahan, penyambutan tokoh
terhormat, perayaan hari-hari besar, acara syukuran, dan momen-momen lainnya.
Fase yang
mengandung kekuatan supernatural didalam pertunjukannya, akan terlihat ketika
para penari memamerkan aksi mengunyah kaca, memakan bara api, berjalan di atas
pecahan beling hingga melompat ke atas bara api. Uniknya lagi, mereka menari
dalam keadaan kesurupan. Namun dibalik ciri khas dan kengeriannya tersebut,
Makna Tari Kuda Lumping yang dipentaskan ternyata juga punya tujuan tersendiri.
Makna tersebut antara lain adalah :
3. 1. Penggambaran Watak Manusia
Meski keberadaan
mistis dan magis di dalam tarian kuda lumping ini, ternyata makna yang
terkandung didalamnya mengaplikasikan sikap dan sifat manusia selama hidup di
dunia, ada sifat yang baik, ada pula yang jahat.
Hal ini bisa
terlihat jelas saat permulaan pertunjukkan, yakni ketika penari yang menarik
dengan anggun, lembut dan baik-baik saja, namun sesaat ketika roh gaib masuk,
sikap dan sifatnya langsung berubah kontan menjadi beringas, liar dan susah
dikontrol.
3. 2. Percaya bahwa Alam Gaib itu
Ada
Karakteristik
utama Tari Kuda Lumping adalah perpaduan antara alam nyata dan gaib. Dalam
tarian ini, para penari membuktikan kepada semua orang bahwa Alam Gaib itu
bukan hanya sebatas cerita saja, namun keberadaannya memang benar ada. Buktinya,
penari bisa kesurupan secara penuh tanpa adanya kesadaran. Selain itu,
keberanian dan kenekatan mereka untuk melakukan atraksi-atraksi diluar
kemampuan manusia biasa, tidak akan bisa dilakukan tanpa adanya bantuan Makhluk
Halus, atas izin Allah SWT.
4.
ALAT MUSIK PENGIRING TARI KUDA LUMPING DALAM KESENIAN BUROK
Umumnya, hampir
seluruh tari tradisional di Indonesia menggunakan berbagai alat musik
pengiring, untuk mengiringi gerak tari, mulai dari pembuka sampai ke penutup.
Namun, ada juga beberapa yang terkadang tidak menggunakannya. Dalam Kesenian
Burok tari kuda lumping biasanya diiringi oleh musik burok itu sendiri, tetapi
ada juga sesi pertunjukan tari kuda lumping nya dalam kesenian burok dengan musik
khusus kuda pertunjukan kuda lumping.
5.
FUNGSI TARIAN KUDA LUMPING BAGI KEHIDUPAN
Sama halnya
seperti berbagai tarian daerah yang lain, tarian ini juga mengusung
fungsi-fungsi penting didalamnya, yang bisa diaplikasikan ke kehidupan
sehari-hari, terutama kita sebagai makhluk sosial di tengah masyarakat.
5. 1. Bidang Pendidikan
Seperti yang
telah saya jelaskan di atas, bahwa pementasan kuda lumping merupakan
penggambaran atas watak manusia, yang baik dan jelek. Disini, banyak nilai dan
norma yang tersalurkan, dengan mengajak manusia untuk bisa terus berbuat baik,
selagi dalam keadaan akal yang sehat.
5. 2. Bidang Hiburan
Dengan adanya
pertunjukan kesenian kuda lumping di berbagai daerah, bisa dijadikan sebagai
hiburan banyak orang. Kamu bisa saksikan sendiri bagaimana keantusiasan para
penonton, dalam menikmati setiap pertunjukkan spektakuler yang disajikan dengan
apik.
5. 3. Bidang Sosial
Kuda Lumping
adalah jenis tarian yang dimainkam secara komplit, mulai dari pawang, para
penari hingga pemain musik pengiring. Untuk menciptakan penampilan yang
maksimal, seluruhan elemen harus bekerjasama dengan baik. Jika salah satunya
saja lalai, maka hasilnya tidak akan maksimal.
5. 4. Bidang Kepercayaan
Sejak kecil,
kita diajarkan untuk selalu yakin dan percaya, bahwa keneradaan alam gaib itu
benar-benar ada. Nah, dalam pementasan Kuda Lumping, hal ini sangat terlihat
jelas, bahkan dijadikan ciri khas utama, yang membedakannya dengan
tarian-tarian yang lain.
Komentar
Posting Komentar