Misteri burok

MISTERI BUROK

                       

Sebagai umat Islam, kita mengenal peristiwa Isra Miraj, yaitu perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga ke Sidratul Muntaha. Tujuan terakhir, yaitu Muntaha, digambarkan berada di langit yang paling jauh. Uniknya, Nabi hanya perlu semalam saja untuk pergi ke tempat itu dan kembali lagi ke Bumi. Dikisahkan, beliau mengendarai hewan bernama Buraq. Konon, ia berbentuk seperti kuda bersayap yang berkepala manusia. Umat muslim tentu mempercayai cerita ini tanpa keraguan. Namun sangat menarik sekali untuk mengkaji peristiwa ini dari segi ilmiah. Sejauh ini belum ada teknologi yang mampu membawa manusia ke luar galaksi Bima Sakti dalam waktu kurang dari semalam, apalagi ke langit yang terjauh. Kunci dari peristiwa ini tentu saja Buraq. Hewan itu pastilah benar-benar terbang dengan kecepatan seperti kilat sehingga mampu membawa Nabi kembali ke Bumi keesokan harinya.Banyak yang mempertanyakan bentuk asli Buraq. Apakah benar ia adalah hewan ataukah makhluk lainnya. Atau mungkin ia sebenarnya adalah benda yang bentuknya menyerupai hewan. Beberapa penjelasan pun diungkapkan untuk mengkaji Buraq. Ada yang menggunakan imajinasinya, ada pula yang menggunakan penjelasan ilmiah.Sejenis Pegasus Tahu Pegasus, kan? Kuda bersayap yang bisa terbang. Kecepatan Buraq ( kendaraan Kanjeng Nabi Muhammad Saw Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Kuasa atas segala sesuatu.”Dengan perubahan istilah barqu menjadi buraq, Nabi Muhammad SAW hendak menyampaikan kepada kita bahwa kendaraannya itu memiliki kecepatan di atas sinar. Suatu kendaraan dengan kecepatan yang sangat jauh meninggalkan teknologi yang sudah kita capai sekarang ini. Berdasarkan penyelidikan, kilat atau sinar bergerak sejauh 186.000 mil atau 300.000 km per detik. Bila diketahui jarak matahari dari bumi sekitar 93.000.000 mil, maka diperlukan waktu dilintasi oleh sinar dalam 8 menit.
Sedangkan untuk menerobos garis tengah jagat raya memerlukan waktu 10 milyar tahun cahaya, dengan melalui galaksi-galaksi, yang selanjutnya menuju kulit bola alam raya. Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.” Sementara, untuk jarak radius alam semesta hingga sampai ke Sidratul Muntaha, dengan melewati angkasa raya yang disebut sebagai ‘Arsy Ilahi, setidaknya diperlukan waktu 10 milyar tahun cahaya (bahkan mungkin lebih dari itu, wallahu a’lam).
Artinya untuk perjalanan tersebut diperlukan waktu seperti par malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.”Sementara, untuk jarak radius alam semesta hingga sampai ke Sidratul Muntaha, dengan melewati angkasa raya yang disebut sebagai ‘Arsy Ilahi, setidaknya diperlukan waktu 10 milyar tahun cahaya (bahkan mungkin lebih dari itu, wallahu a’lam).Artinya untuk perjalanan tersebut diperlukan waktu seperti perhitungan berikut ini: 1 hari malaikat = 50.000 tahun200.000 hari malaikat = 10 milyar tahun (cahaya) 200.000 hari = 547,9 tahun (dengan perbandingan 365 hari = 1 tahun).Berdasarkan data di atas, malaikat memerlukan waktu 547,9 tahun, untuk melintasi jagat raya. Namun pada kenyataannya, malaikat Jibril dalam peristiwa Mi’raj, menghabiskan waktu 1/2 hari waktu bumi (maksimum 12 jam).Jadi kecepatan buraq, berkali-kali lipat daripada kecepatan kilat, bahkan melebihi kecepatan malaikat sekalipun.Dengan demikian, wajarlah bila dikatakan, peristiwa Isra’ Mi’raj diperjalankan oleh Allah sebagaimana ditunjukkan dalam QS. Al Isra’ ayat 1,

”Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASAL USUL KESENIAN BUROK

KETERKAITAN KESENIAN BUROK DENGAN AGAMA ISLAM

RAHWANA